Kamis, 12 Januari 2012

Berdamai dengan birokrasi

Bagi sebagian orang ketelitian adalah bagian dari hidup dan ada bilang harus di upayakan, namun saya sudah berdamai dengan diri saya sendiri yang terkadang teledor. Saya seringkali kehilangan dompet karena berbagai sebab, walau saya sudah antisipasi sedemikian rupa, namun bila sudah terjadi, saya berdamai dengan hati lalu mensyukuri apa yang masih bisa disyukuri. Berdamai dengan diri sendiri itu penting agar bisa lebih menikmati hidup.

Begitu pula berdamai dengan sekitar kita yang kerap kali memancing emosi, contohnya birokrasi di negara kita tercinta ini. Sudah banyak yang berubah dibandingkan 10 tahun yang lalu, dimana Samsat Polda Metro, pegawainya semuanya adalah calo (hahaha.. saya rasa begitu loh). Namun sekarang, paling cuma tukang parkir dan beberapa orang yg berkeliaran di tempat parkir saja yg masih menawarkan jasa "bantuan" itu.
Hanya orang bodoh (tidak tahu/cari tahu) atau orang sangat sibuk yang menggunakan calo..
Tapi saya salut dengan perubahan ini, karena saya mengurus SIM saya yg hilang dengan bermodalkan:

  • Copy surat keterangan hilang kepolisian, 
  • Copy KTP, 
  • Copy SIM, dan 
  • Dana total Rp. 135.000,-  plus sumbangan PMI sukarela
    • Loket Periksa Mata, Rp. 20rb
    • Biaya Formulir di BRI, Rp. 80 rb
    • Biaya Foto di Loket 18, Rp. 30rb
    • Biaya Cetak SIM, Rp. 5rb
Maka dalam 1 jam yang tidak terasa (karena kita wara wiri urus sendiri), SIM kita selesai. Bila hanya memperpanjang malah lebih cepat (karena tidak perlu ke ruang arsip). Belum lagi sikap petugas meja informasi yang sangat ramah dan membantu muka-muka kebingungan seperti saya (walau memang muka saya seperti itu).

Ada satu perubahan yg saya perhatikan dan cukup mencengangkan saya, tidak ada test praktek langsung (saya pernah gagal/digagalkan dulu pas pertama kali bikin SIM, urus sendiri juga), tapi menggunakan test simulator. Sehingga saya lihat ada beberapa simulator mobil dan motor, mirip dengan permainan ding-dong yang ada di bioskop, namun dengan ukuran kendaraan yang asli. 

Namun sekedar kritik, haruskah pembuatan SIM itu diperketat, khususnya kesehatan mental (becanda tapi serius)? Karena banyak sekali orang yang baik-baik di rumah, baik-baik di kantor, baik juga beribadah, namun setelah menunggangi motornya, semua berubah menjadi ganas (dia yang ngaco, tp galakan dia), oportunis (ada celah dikit lgs masuk, padahal itu jalan orang berlawanan, bikin tambah macet), dan pragmatis kebablasan (bahu jalan adalah jalan tol motor).

Salut untuk Samsat Daan Mogot yang banyak berubah. Tidak seperti kantor Kelurahan yang masih berbelit-belit dalam membuat KTP yang hilang, karena harus minta TTD RT dan RW dulu (padahal kan datanya udah ada), lalu harus datang di hari tertentu dimana jadwal tukang fotonya masuk, dan tidak langsung jadi (walau saya tau itu tinggal print) karena bapak Lurah nya yg harus TTD jarang di tempat.. Kebiasaan "balik kanan" setelah jam makan siang masih kental dalam birokrasi kita ya.. 

Namun apapun keadaannya, hati ini milik kita, dan damai itu kita cipta. #j.quote
Lets make our world a better place.... Cheers mate

Tidak ada komentar:

Posting Komentar